RELEVANSI HUMANISME DALAM DUNIA KEILMUAN SAAT INI (1)


Humanisme mempunyai prinsip bahwa manusia bukan dewa yang patut disembah, juga bukan binatang buas yang musti ditakuti, manusia adalah makhluk hidup yang melakukan segala sesuatu dengan kesadaran, dinilai dari apa yang diperbuatnya, dan apa yang diusahakannya sendiri. Paham Humanisme muncul antara abad 15 – 16 sebagai pengebrak perubahan zaman ke zaman Renaissance, suatu bangkitan yang mengkritisi tentang zaman sebelumnya yang berpusat pada kendali gereja (Theosentris). Paham Humanisme ini berusaha untuk melepaskan belenggu dari aturan gereja yang memerintah selama +/- 300 tahun, yang melarang semua kegiatan yang bertentangan dengan gereja, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan. Pada zaman ini muncul orang-orang awam yang otodidak, dimana tidak berangkat lagi dari Tuhan, tapi memulainya dari pemikiran-pemikiran Yunani yang dianggap ideal. Pemikiran-pemikiran Yunani ini dianggap ideal karena didalamnya manusia diberi kebebasan untuk berpikir, diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan menentukan keputusan secara bermusyawarah, dan yang terpenting lagi adalah sangat menjunjung hak azasi manusia (HAM). Humanisme berorientasi kepada manusia (Antroposentris), dan berusaha untuk menggali potensi diri manusia dan pemikiran manusia, sehingga pada saat itu banyak penemuan-penemuan yang dapat mengubah cara berpikir seseorang, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya. Ilmu pengetahuan berkembang dengan peredaran buku-buku pengetahuan yang disadur dari pemikiran-pemikiran Yunani, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, dlsb dan pemikiran-pemikiran filsuf-filsuf Islam, seperti Ibn Rusyd, Ibn Sinna, IbnArabi, Al Farabi, dlsb (Abad 9-12 M), lalu dikondisikan pada kebutuhan zaman tersebut. Kaum intelektual pada saat itu yang merupakan gabungan/aliansi antara awam otodidak, pedagang dan kaum Protestan tidak hanya mengembangkan perdagangan dan wilayah perluasannya dagangnya, namun juga melakukan experimen dan percobaan, berusaha membuktikan teori-teori yang sudah ada, maupun menciptakan teori baru. Kaum ini juga terkenal dengan istilah kaum Kelas Menengah atau kaum Borjuis, pengembangan ilmu pengetahuan sangat signifikan oleh kaum ini, diikuti oleh pertumbuhan dan pengembangan sekolah-sekolah pada saat itu.

Humanisme sebagai nyawa pada abad Renaissance dan akar dari perkembangan ilmu pengetahuan, dimana pada abad-abad selanjutnya ilmu pengetahuan terus mengalami perkembangan dengan munculnya banyak sekali paham-paham yang berusaha menerjemahkan ilmu pengetahuan berdasarkan berbagai metodologi, antara lain pemikiran Naturalisme Thomas Hobbes, paham Rasionalisme dengan tokohnya Descates pada abad ke 17 dengan idiomnya “ Saya berpikir maka saya ada”, John Locke dengan aliran Empirisme, Francois Bacon dengan argument bahwa pengetahuan itu harus diperoleh dari Trial dan Error (Experimen) dan objektivitas menjadi sangat penting, pada abad 18 yaitu abad Pencerahan (Enlightement), yang dikenal dengan istilah Aufklarung, tokohnya adalah Imamnuel Kant yang menggabungkan rasionalisme dan empirisme, Isaac Newton dengan sikap skeptis keilmuannya, dlsb. Pada abad ke 19 merupakan klimaks Rasionalitas, tokoh-tokohnya adalah Auguste Comte, Charles Darwin, Karl Marx, dan Sigmund Freud.


Leave a Reply